Perundungan Adalah Tanda Bahaya Sebenarnya

Perundungan Adalah Tanda Bahaya Sebenarnya, Kasus sangkaan penghinaan yang mengambil nyawa seorang pelajar sekolah dasar di Riau mengguncangkan hati banyak pihak—tak kecuali Gubernur Riau, Abdul Top, yang sampaikan kedukaan dalam dan keinginan besar supaya bencana ini menjadi evaluasi riil untuk kita.

“Saya ingin ini menjadi pelajaran bernilai untuk semua,” jelasnya. Dan memang betul, kejadian ini harus buka mata kita jika sekolah jangan menjadi lokasi yang mencelakakan jiwa dan psikis beberapa anak kita.

Tetapi, menghambat kekerasan tidaklah cukup cukup dengan menginvestigasi kasus sesudah peristiwa. Penangkalan harus diawali sejak awal, lewat pendidikan watak, komunikasi terbuka di antara guru, pelajar, dan orangtua, dan pemantauan aktif dari semua pihak—terutama instansi pendidikan dan keluarga.

Gubernur Riau mengutamakan keutamaan pengatasan professional oleh aparatur kepolisian, untuk kepastian dan keadilan. Tetapi lebih dari sekedar keadilan hukum, kita perlu keadilan sosial—di mana tiap anak merasakan dipandang, diproteksi, dan tidak hidup dalam ketakutan.

Kita harus waspada supaya tanggapan pada bencana ini tidak beralih menjadi kemarahan brutal atau hujatan yang tidak membuat. Menghindar dari cerita kedengkian dan radikalisme ialah cara penting supaya kita masih tetap konsentrasi pada tujuan khusus: selamatkan beberapa anak kita dari lingkaran kekerasan.

Silahkan menjadikan sekolah sebagai zone aman—tempat anak tumbuh dengan optimis, bukan tempat mereka merasakan terancam. Peralihan tidak dapat diundur. Tiap anak memiliki hak merasakan aman, tiap orang dewasa wajib peduli.

---